Bumbu-bumbu merupakan elemen penting dalam dunia kuliner. Mereka mampu mengubah cita rasa sebuah hidangan dan memberikan karakteristik khas yang membuat makanan menjadi lezat. Namun, tidak semua bumbu memiliki aroma yang menyenangkan bagi semua orang. Beberapa di antaranya memiliki aroma yang cukup kuat dan tidak selalu disukai oleh semua lidah. Meskipun begitu, penggunaan bumbu-bumbu ini telah menjadi tradisi dalam berbagai masakan di berbagai budaya. Artikel ini akan membahas beberapa bumbu dengan aroma yang khas namun mungkin tidak selalu menyenangkan bagi semua orang.
Baca juga : Serombotan: Kuliner Khas Klungkung yang Akan Jadi Warisan Budaya
1. Terasi
Terasi, atau yang juga dikenal sebagai belacan, adalah salah satu bumbu yang umumnya digunakan dalam masakan Indonesia. Sambal terasi adalah contoh yang paling umum. Meskipun aromanya cukup tajam dan kuat, terasi adalah bumbu yang sangat populer dan banyak digunakan dalam berbagai masakan Indonesia. Selain itu, terasi juga dikenal di Malaysia dengan sebutan belacan, serta digunakan dalam masakan Thailand dan Hong Kong.
Proses pembuatan terasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Ikan atau rebon, yang menjadi bahan dasar terasi, akan mengalami proses fermentasi, digiling, dan dijemur selama sekitar 20 hari. Garam ditambahkan sebagai pengawet alami. Terasi umumnya memiliki warna gelap. Agar aroma khasnya dapat lebih keluar, sebaiknya terasi digoreng atau dibakar sebelum digunakan dalam masakan.
2. Taoco
Taoco adalah bumbu yang terbuat dari kacang kedelai yang mengalami proses fermentasi. Hasil fermentasi ini menghasilkan aroma yang khas, dan sebagian besar kacang kedelai tidak lagi dalam bentuk utuh. Wujud taoco bisa bervariasi tergantung daerah dan pembuatnya. Ini mengakibatkan perbedaan dalam warna taoco, yang bisa berubah dari coklat muda hingga merah. Bumbu taoco memiliki rasa asin karena garam digunakan dalam proses pembuatannya. Beberapa hidangan Chinese food juga menggunakan taoco sebagai salah satu bahan utama.
3. Rusip
Rusip mungkin belum begitu dikenal oleh sebagian besar orang. Ini adalah bumbu cair berwarna hitam yang umumnya digunakan sebagai pelengkap dalam pembuatan sambal di daerah Palembang dan Bangka-Belitung. Cara pembuatannya melibatkan pencampuran ikan dengan garam dan tepung beras sangrai, yang kemudian ditutup rapat dan menjalani proses fermentasi. Rusip memberikan cita rasa yang unik pada hidangan dan sering digunakan dalam masakan daerah ini.
4. Petis
Petis adalah bumbu dengan warna hitam yang banyak digunakan dalam masakan Jawa. Contoh hidangan yang menggunakan petis adalah rujak cingur dan tahu campur, yang berasal dari daerah Jawa Timur, serta tahu telur khas kota Semarang yang disukai banyak orang karena cita rasanya yang khas. Aroma yang khas dari petis berasal dari bahan-bahan utamanya, seperti udang yang dicampur dengan tepung terigu, gula merah, dan beberapa bumbu lainnya. Selain menggunakan udang, ada juga jenis petis yang menggunakan ikan sebagai bahan utama.
5. Tempoyak
Tempoyak adalah bumbu yang terbuat dari buah durian matang yang mengalami proses fermentasi dengan tambahan garam. Aroma durian yang tajam akan semakin memperkuat selera makan Anda. Bagi para penggemar durian, tempoyak menjadi sajian yang sangat menggugah selera. Namun, bagi yang tidak terlalu suka dengan aroma durian, mungkin akan merasa terganggu saat mencium aromanya. Tempoyak mudah ditemukan di daerah-daerah yang banyak menghasilkan durian, seperti di pulau Sumatra dan Kalimantan.
Baca juga : Pecel Rawon Pucang Moroseneng: Kuliner Legendaris Surabaya
Tidak mengherankan bahwa bumbu-bumbu ini telah menjadi bagian integral dari berbagai masakan khas Indonesia. Kreativitas dalam menggabungkan bahan-bahan telah menghasilkan bumbu-bumbu dengan aroma khas yang unik. Meskipun aromanya mungkin tidak selalu disukai oleh semua orang, bumbu-bumbu ini memberikan karakteristik yang tak tergantikan pada hidangan-hidangan tradisional. Jika Anda ingin mencoba menciptakan hidangan dengan aroma khas ini, beranilah untuk bereksperimen dan menjelajahi cita rasa yang unik.